Monday, August 15, 2011

NKRI Harga Mati...!!!

Perayaan HUT RI Ke 66 di Papua

Kami bangga dan terharu, Walau kemarin saat ada berita rakyat Papua ingin memisahkan diri dari NKRI kami sempat sedih dan marah, tapi setelah kami tahu bahwa ternyata di sana ada peringatan HUT RI ke 66 secara besar-besaran, kesedihan kami berubah haru, kemarahan menjadi kebanggaan. Artinya rakyat Papua yang berunjuk rasa bukan dari nuraninya sendiri. Unjuk rasa semata atas provokasi orang luar negeri yang tidak bertanggung jawab. Provokasi dari bangsa-bangsa imperialis.
Sadarlah saudaraku di Papua, dengan memisahkan diri dari NKRI maka nasip Papua tidak akan jauh beda dengan Timor Leste. Sekarang Timur Leste setelah diamputasi dari NKRI bukan makin sejahtera, tapi justru semakin sengsara. Dulu mereka pernah makmur, waktu masih menjadi bagian dari NKRI. Tapi sekarang? tidak satupun bangsa yang dulu memprovokasi mau bertanggung jawab.
Sekali merdeka tetap merdeka, NKRI harga mati. Mari kita benahi bumi pertiwi yang carut marut ini bersama-sama. Kita basmi angkara murka dengan tetap bersatu.
Jayalah Papua...Jayalah Indonesia... NKRI harga mati...!!!

Lomba Panah Tradisional.

Sejumlah warga bersiap melepaskan anak panah ketika mengikuti lomba panah tradisional di Distrik Kwamki Lama-Timika, Kab. Mimika, Papua, Sabtu (13/8). Ratusan warga Papua dari tujuh kampung di Distrik Kwamki Lama, mengikuti lomba tersebut selain untuk menyambut HUT RI ke-66, juga guna mengurangi kebiasaan perang suku di antara mereka


Cantik banget...!!! Cewek yang noleh tuh cantik. 
Katanya Papua masih terbelakang, buktinya cewek cantik tuh pake hape, tuh dipegang. 
Yeeee... bukan terbelakang lagi, sudah maju


 
 Wuiiiihhh... gayanya kayak jagoan memanah. Lombanya menang kaga?

 Tari perang... bkin ngeri ah...

Heiii.... ada satu cowo lupa pake koteka. burungnya kelihatan tuh...!!!
Menurutku nie... orang Papua pake koteka bukan karena terbelakang dan bukan karena tidak mampu, tapi emang sudah tradisi di sana begitu itu. 
Ya sudah... kita hargai saja. 
Emang Indonesia kaya akan budaya kan?
 

 Kenapa tari perang? kan bikin ngeri tuh. Pa lagi pake senjata beneran, klo kena baru nyaho loe

KARNAVAL HUT RI. Salah satu peserta karnaval memperingati HUT ke-66 RI, dengan melumuri motornya dengan lumpur melintas di jalan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Kamis (11/8). FOTO ANTARA/iwan Adisaputra

FESTIVAL LEMBAH BALIEM. Ratusan masyarakat Lembah Baliem menggunakan pakaian adat serta alat perang berupa tombak dan panah menghadiri pembukaan Festival Lembah Baliem ke-22 yang digelar di Jayawijaya, Papua, Senin (8/8). Pesta budaya Festival Lembah Baliem dilakukan mulai 8-11 Agustus 2011 dengan mengusung tema "Peace For All". FOTO ANTARA/Alexander W Loen

TARING BABI. Pemuda Lembah Baliem menggunakan aksesoris berupa "taring babi" pada lubang hidungnya pada Festival Lembah Baliem ke-22 yang digelar di Jayawijaya, Papua, Senin (8/8). Taring babi merupakan aksesoris ciri khas masyarakat Papua yang biasanya digunakan masyarakat setempat saat pesta adat dan acara budaya lainnya. FOTO ANTARA/Alexander W Loen

 Sumber: Klik di sini saja

7 comments:

  1. Kami bangga dan terharu, Walau kemarin saat ada berita rakyat Papua ingin memisahkan diri dari NKRI kami sempat sedih dan marah, tapi setelah kami tahu bahwa ternyata di sana ada peringatan HUT RI ke 66 secara besar-besaran, kesedihan kami berubah haru, kemarahan menjadi kebanggaan. Artinya rakyat Papua yang berunjuk rasa bukan dari nuraninya sendiri. Unjuk rasa semata atas provokasi orang luar negeri yang tidak bertanggung jawab. Provokasi dari bangsa-bangsa imperialis.
    Sadarlah saudaraku di Papua, dengan memisahkan diri dari NKRI maka nasip Papua tidak akan jauh beda dengan Timor Leste. Sekarang Timur Leste setelah diamputasi dari NKRI bukan makin sejahtera, tapi justru semakin sengsara. Dulu mereka pernah makmur, waktu masih menjadi bagian dari NKRI. Tapi sekarang? tidak satupun bangsa yang dulu memprovokasi mau bertanggung jawab.
    Sekali merdeka tetap merdeka, NKRI harga mati. Mari kita benahi bumi pertiwi yang carut marut ini bersama-sama. Kita basmi angkara murka dengan tetap bersatu.
    Jayalah Papua...Jayalah Indonesia... NKRI harga mati...!!! ITU BAGI KALIAN BERAMBUT LURUS TETAPI BAGI KAMI RAS MALANESIA TIDAK!!! PAPUA MERDEKA ADALAH SUDAH MENJADI IDIOLOGI ORANG PAPUA DAN ITUPUN HARAGA MATI. KALIAN LIHAT SAJA BISA-BISA PAPUA LEPAS DARI NKRI DENGAN SENDIRINYA NANTI KARENA KEBODOHAN PEJABAT NKRI BAHKAN TNI POLRI. LIHAT SJA TIBA WAKTUNYA PAS BARU KALIAN KAGET.

    ReplyDelete
  2. dilihat dari keterpaksaan kesemangatan org papua spert yang kita komentar itupun tidak masuk di akal sebelum kita ketahaui yang sebenarnya idiologi oarang papua sperti apa,, kita musti harus tau dulu.

    ReplyDelete
  3. Klo kita lihat di negeri2 lain, seperti USA misalnya,warga di sana berbeda-beda ras, ada yang rambut lurus ada yg keriting. tapi tdk ada yg mo melepaskan diri. Knp kita tdk bisa? Kol da pejabat korup itu yg dirugikan kita semua, bukan cuma Papua saja.
    yaaah gue cuma sayang banget bila sdh bicara ttg amputasi, melepaskan diri atau apapun istilahnya.
    Menurut guru gue, di Indonesia bukan hanya ada 2 ras. Kebetulan gue sendiri jg bukan asli melayu sperti temen2 gue. Rambut gue jg beda. tp ga da masalah tuh...

    ReplyDelete
  4. dieny thanks bgt lo da mengangkat harkat dan martabat orang papua,,,,umumnya Timor,,kebetulan aku org timor...faktor utama jg yg mempengaruhi org papua yg gampang diprofokasi adlh,,kurangnya perhatian pemerintah terhadap Indonesia Bagian timur,,padahal Pendapatan Daerah kami jg tetap ke pusat,,Pemerintah tu tunggu kami mau pisa baru muncul dan sok-sokan bicara...kalau disuruh milih aku tetap mau jd org portugal,,,walaupun sedikit sengsara asalakan bebas dri negara yg diselimuti korupsi.thanks Ryan.j@bagundalssssss

    ReplyDelete
  5. Ryan Manggarai, Bagaimana ya? trims balik telah sebut gue ngangkat harkat dan martabat orang Papua. Tapi gue masih bingung juga nich maksudnya gmn.
    Gue jg sepakat ma km ttg pejabat kita yg sok-sokan.
    Tp tentang pilihan, klo gue disuruh milih "hidup makmur di negeri korup" atau "hidup sengsara di negeri tdk korup" maka gue jelas and tegas milih "hidup makmur di negeri yg tidak korup", qiqiqiqiqiiiii

    ReplyDelete
  6. Bagus artikelnya dieny lam kenal yah

    ReplyDelete
  7. Andrek, maksih ya atas pujiannya. Tp skrg gue dah jarang nulis2 gara2 sibuk nuntut ilmu.
    (heran juga ya, kenapa ilmu dituntut? emang ilmu tuh salah apa ya?)

    ReplyDelete