Saturday, August 6, 2011

Hakikat Mudik

Kartun Mudik Lebaran
Oleh: Dieny Spencer

Menjelang lebaran, istilah mudik seringkali kita dengar. Berasal dari kata udik ( kampung), mudik berarti pulang kampung. Dengan sendirinya istilah mudik menunjukkan  berasal dari kampung yang kemudian tinggal dan bekerja di kota. Pada saat lebaran dipergunakan sebagai kesempatan untuk kembali berkumpul keluarga di kampung, melepas kerinduan dan menyambung kembali tali persaudaraan.

Berkumpul kembali (atau dalam istilah kerennya disebut reuni) dengan keluarga bukanlah hal yang baru bagi masyarakat  pada semua lapisan dan semua kultur. Dari berbagai kalangan sudah terbiasa dan sudah kodrati ingin berkumpul kembali (reuni) dengan orang dekatnya yang telah terpisah jauh. Dalam hal ini sekaligus dijadikan sebagai ajang silaturrohim (menyambung tali kasih sayang) dengan teman sekolah dulu, teman masa kecil, dengan keluarga dan kerabat yang tinggal di kota lain atau bahkan di negara berbeda.


Mudik, reuni, silaturrohim atau apapun istilah yang digunakan, pada intinya adalah untuk bisa menyambung kembali tali persaudaraan yang telah terpisah, menjaga agar tidak terputus. Sesama keluarga dan kerabat yang tinggal di lain kota berkesempatan untuk berkumpul kembali. Tali kasih sayang antar keluarga dan kerabat yang mulai renggang oleh jarak dan waktu, kembali erat tersambung indah

Mencari waktu yang tepat  dan tempat yang tepat pula untuk bisa berkumpul kembali bukanlah persoalan yang mudah. Orang-orang pada sibuk dengan urusan masing-masing. Patut diingat bahwa orang-orang pada sibuk dengan rutinitas keseharian yang berbeda, memiliki waktu luang berbeda dan tempat tinggal di kota yang berbeda pula.

Mengumpulkan keluarga dan kerabat yang terpisah jauh, dengan kesibukan yang beragam, memerlukan waktu dan tempat yang tepat  jitu agar bisa diterima semua pihak. Di mana keluarga dan kerabat sama-sama memiliki kesempatan (waktu luang) bersamaan, dan tempat berkumpul yang diminati oleh semua pihak.

Pada kondisi kesulitan untuk menentukan waktu dan tempat berkumpul kembali, kemudian muncul istilah mudik. Memilih kampung halaman (udik) sebagai tempat paling tepat untuk semua, dan memilih lebaran idul fitri sebagai waktu paling tepat, dimana keluarga dan kerabat sedang libur dari berbagai rutinitas mereka pada waktu yang  bersamaan.
Secara kultural di Indonesia, lebaran idul fitri menjadi kesempatan terbaik untuk kembali berkumpul bersama keluarga. Banyak keluarga dan kerabat yang tinggal di berbagai kota sama-sama memiliki kesempatan (waktu luang) yang sama pula.

Mudik, semula hanya digunakan untuk orang kampung/desa yang bekerja di kota yang pada waktu lebaran pulang kembali ke desa, awalnya demikian.
Pada perkembangan berikutnya, orang kota yang bekerja di kampung/desa, pada waktu lebaran pulang ke kotanya juga menggunakan istilah mudik. Hanya saja kelompok yang disebutkan terakhir ini jumlahnya tidak banyak. Kalah "gaung" dengan orang kampung yang bekerja di kota.

Orang kota yang bekerja di kampung/desa, jumlahnya cukup signifikan. Jika orang kampung bekerja di kota sebagai buruh (pencari kerja), tapi orang kota bekerja di kampung sebagai juragan (menciptakan lapangan kerja). Keduanya memiliki kesamaan yakni minat yang sama untuk kembali berkumpul keluarga mereka yang terpisah jauh. Sehingga keduanya sama-sama "mudik" pada waktu lebaran.

Istilah mudik juga digunakan oleh orang kota yang bertempat tinggal di kota  lain, pada saat lebaran pulang ke kota asalnya. Mereka ini juga menggunakan istilah mudik ketika pulang ke daerah asalnya. Orang Jakarta yang bekerja di Surabaya, ketika pulang lebaran ke Jakarta menggunakan istilah mudik.
Tentunya kurang tepat apabila DKI Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya di sebut sebagai daerah udik . Istilah mudik kemudian bergeser pengertian menjadi pulang ke daerah asalnya, tanpa melihat daerah asalnya itu udik (kampung) atau kota, untuk berkumpul kembali dan bersilaturrohim dengan keluarga dan kerabat.

Saat ini  mudik sudah menjadi acara rutin tahunan di Indonesia. Sedemikian hiruk pikuknya saat-saat mudik lebaran sehingga pemerintah, masyarakat merasa perlu memberikan perhatian khusus dan penanganan khusus pula terhadap momentum mudik ini.

Sedemikian meriahnya mudik lebaran, sehingga tidak jarang menjadikan gurauan-gurauan segar pada sebagian kalangan. Seperti kutipan tulisan berikut:

Tips Hebat Mudik Lebaran

by Dieny Spencer (Notes) on Sunday, August 28, 2011 at 11:20pm

1. jika anda bermaksud naik kereta api, pastikan anda naik dari stasiun, karena jika mencegat ditengah jalan bisa dilindas roda kereta.

2. Jika menggunakan pesawat terbang atau kapal laut, usahakan JANGAN turun di tengah perjalanan...!!! Karena sangat berbahaya!!!

3. Jika menggunakan bus, pastikan wujudnya panjang, rodanya besar dan banyak jendelanya. Jika bukan, boleh jadi itu cuma odong-odong...!!!

4. Waspada tingkat tinggi terhadap penumpang yang berbaik hati menawarkan minuman/makanan. Usahakan minta "mentah" nya alias duitnya aja deh biar aman...O:) B)

5. Hindarkan membawa barang yg tidak perlu seperti tangga, lemari es, kompor, mesin cuci, TV, kasur dan rumahnya juga jangan dibawa

6. Pastikan tujuan mudik anda adalah rumah sendiri, rumah orang tua, sanak famili atau orang yang anda kenal. Bila tidak, anda bisa dilaporkan pak RT sebagai orang yang salah mudik

Selamat mudik, hati2 dan waspada selalu. Salam buat keluarga. Semoga perjalanan anda lancar dan nyaman.

No comments:

Post a Comment