Wednesday, June 15, 2011

Bocah 6 Tahun Hidup Mandiri: Derita atau Prestasi?

Hidup mandiri, menjadi kata yang begitu diidamkan oleh banyak orang. Kemandirian menjadi gambaran bahwa orang tersebut sudah tidak tergantung pada orang lain. Tidak jarang di tengah masyarakat, orang yang sudah berumah tangga masih hidup mendompleng di rumah orang tua/mertua mereka. Untuk bisa mengurus diri dan keluarga yang menjadi tanggungannya saja sangat kesulitan. Kata "mandiri" menjadi idaman.
Apalagi kita coba melihat dikalangan remaja, banyak diantaranya yang semua hidupnya serba dipenuhi orang tua. mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan, mengurus diri sendiri sampai mencuci pakaian saja tidak bisa dilakukan sendiri (gue jg gt kalee). Itulah gambaran betapa sulit untuk bisa mandiri.  


Ah Long memasak sendiri
Kemadirian itu menjadi keinginan banyak pihak, tapi kiranya tidaklah demikian bagi anak  yang bernama Ah Long ini. Baru berumur 6 tahun telah kehilangan orang tuanya karena penyakit AIDS. Dia dilahirkan dengan HIV dan tinggal di gubuk milik orangtuanya di Propinsi Guangxi, Cina. Ah long mandiri dengan segala keterbatasan, kekurangan dan terkucilkan dari lingkungan sosialnya.



Ah Long harus menjaga dirinya sendiri karena kebanyakan orang takut untuk mendekat. Satu-satunya teman adalah anjingnya. Ah Long punya nenek berumur 84 tahun namun sang nenek tidak mau dia tinggal bersama cucunya.

Dia tidak diperbolehkan ke sekolah, karena para orang tua murid 'berjanji akan membunuhnya” jika ia datang ke sekolah dan bermain dengan anak-anak mereka, bahkan Dokter juga tidak mau mengobati luka-lukanya.
Biro Sipil setempat menyediakan dana sebesar 70 yuan per bulan atau sekitar Rp 90.000 per bulan.
Jumlah ini tidak cukup untuk anak kecil seumur Ah Long untuk hidup.
Makanan sederhana hasil karya sendiri


Ah Long menjalani kehidupan sendiri. Dia menanam cabai , daun bawang dan memelihara ayam.
Dia mencuci dan memasak sendiri. Dia tidur dan bermain dengan anjingnya.
Ada juga yang bersimpati dengan Ah Long dengan memberikan pakaian, makanan dan selimut bekas. Ada yang memberikan Ah Long 20 kilogram beras dan 5 kilogram mie, ada juga yang membawakan dia sebuah surat kabar mingguan untuk mengikuti berita dunia terbaru.


Harus belajar sendiri, tidak ada sekolah yang mau menerima dia
Coba perhatikan foto-foto keseharian Ah Long, betapa semua keperluannya harus dipenuhi sendiri, dia mampu melakukan itu. Padahal anak seusia dia, jangankan bisa hidup mandiri, untuk makan saja masih harus selalu disuapi, minum harus diambilkan, seba bermanja-manja pada ortu. Sesuatu yang sangat jauh dari diri Ah Long. Sejak awal Ah Long harus sudah merasakan kerasnya kehidupan ini.
Sekali waktu Ah Long dijenguk sang nenek yang sudah berusia lanjut


Kemandirian Ah Long dimulai terlalu dini


Persis syair lagu jadul, 
"anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, dipaksa pecahkan karang, lemah jarimu terkepal"


Ah Long memetik sayur hasil tanaman dia sendiri, sungguh luar biasa


Bagaimanapun Ah Long adalah seorang bocah yang masih butuh bermain, 
di depan gubuk peninggalan mendiang ortunya


Kondisi dalam rumah sederhana Ah Long


Tanpa teman, hanya bisa bermain dengan anjing kesayangannya


Bermain bola harus dilakukan sendirian


Wooouuu..... jago kungfu juga


3 comments:

  1. Woow amazing...
    Saya menyimpulkan bukan karena tidak manja namun lebih pada kepercayaan diri yang tinggi dalam menyikapi kehidupan yang serba sendiri. Dan saya tidak setuju jika manja tidak ada pada orang yang mandiri, karena ada tidaknya manja tidak akan berpengaruh dalam kemandirian seseorang. Hanya pendapat. Mohon maap jika salah kata...
    salam kenal, saya baru belajar menjadi penulis blog amatiran...lol

    ReplyDelete
  2. ya gitu dech... qiqiqiqii...
    (gue ga bisa nanggapi)

    ReplyDelete
  3. gimana kalo aku yang nanggap...mo wayang ato jaranan.....kkkkk salam hangat...

    ReplyDelete