HAARP, senjata AS yang di rumorkan menjadi penyebab terjadinya tsunami Jepang. Sebenarnya HAARP itu apa sih? Sedemikian hebatnya sampai bisa menimbulkan tsunami segala. Rasanya fantastis banget dech...!!!
H.A.A.R.P:
High Frequency
Active
Auroral
Research
Program
HAARP adalah project investigasi yang bertujuan untuk "memahami, menstimulasi,dan mengontrol proses ionospheric yang dapat mengubah kinerja komunikasi dan menggunakan sistem surveilans". Dimulai pada tahun 1992.
Sebelum isu senjata ini keluar mantan penasehat keamanan gedung putih bernama Zbigniew Brzezinski pernah menuliskan dalam bukunya yang berjudul "Between Two Ages". Di dalam bukunya, Ia menulis :
"Tekonologi akan menyediakan teknik untuk melakukan peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan."
Amerika Serikat telah berhasil membuat sebuah senjata pamungkas yang akan membawa kemenangan kepada mereka dalam peperangan apapun dan membawanya menjadi penguasa dunia satu-satunya. Senjata yang saya maksud adalah sebuah fasilitas yang dapat digunakan untuk memanipulasi cuaca dan iklim sehingga mampu menciptakan bencana seperti badai, gempa bumi dan tsunami di tempat yang diinginkan yaitu HARRP.
Jadi kalau dulu jika ingin membuat tsunami harus meledakan bom termonuklir ke dasar laut, sekarang tidak perlu lagi karena sudah ada HARRP yang lebih efisien dan rapi karena di kendalikan dari jarak jauh.
Dipikir-pikir teknologi ini jahat juga ya! masa bisa bikin tsunami segala, ngebunuh banyak orang tuh artinya. Apa ga kasihan.
Siapa yang menggunakan HAARP ?
Project ini dikerjakan bersama oleh US Air Force, US Navy Force, dan University of Alaska,
Penjelasan
Dikatakan bahwa proyek ini mirip dengan beberapa pemanas ionospheric yang tersebar di seluruh dunia dan memiliki bagian besar diagnostik instrumen yang memfasilitasi penggunaannya untuk meningkatkan pemahaman ilmiah yg berkenaan dgn ionosfir dinamika. Walaupun ditakutkan akan digunakan sebagai senjata pemusnah massal, ilmuwan yang terlibat dalam aeronomy, ruang sains, atau fisika plasma mengabaikan ketakutan ini sebagai teori yang tak berdasar.
Apa itu Ionosphere ?
Ionosphere adalah bagian teratas dan terpenting dalam atmosfer bumi kita. Ionosphere sangat penting karena dia menyaring radiasi chaya matahari agar tidak langsung jatuh ke bumi. Ionosphere berperan dalam mengatur kadar kelistrikan dalam atmosfer dan membentuk inti dari tepi magnetosphere. Ionosphere juga memiliki kegunaan lain bagi manusia, yaitu mempengaruhi gelombang penyiaran radio jauh dari tempat² yang ada di Bumi.
Dimanakah HAARP Berada?
HAARP terletak di Alaska, Amerika Serikat. Lebih tepatnya lagi HAARP berada di Gakona, Alaska (latitude:62.39,longitude:145,15) yang terletak di barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias . Dampak lingkungan yang disebabkan HAARP memicu pernyataan izin untuk array hingga 180 antena yang akan didirikan.
Apa Fungsi HAARP?
Tujuan dari program ini adalah untuk lebih maju dalam mempelajari properti fisik dan elektrik bumi yang kedepannya dapat digunakan dalam memudahkan komunikasi militer. Tapi selain itu, HAARP juga dapat mengatur cuaca melalui ionosphere, seperti membuat hujan, badai, tsunami, dan masih banyak yang belum diketahui...
HAARP itu bekerja dengan memanaskan ionosphere yang ada di langit sehingga dapat memanipulasi keadaan langit disekitarnya. Dengan kelebihan tersebut, HAARP digunakan sebagai kebutuhan militer.
Lalu apa hubungannya HARRP dengan tsunami jepang ?
Apa mungkin AS menggunakan HARRP untuk menyerang jepang ?
Daripada Saya harus bercerita yang dikira omong kosong, marilah kita lihat bersama website HAARP untuk melihat apakah ada bukti yang berlari paralel dengan teori-teori konspirasi.kemudian Anda bisa menilai sendiri. situs HAARP terletak di alamat berikut:
http://www.haarp.alaska.edu/haarp/index.html
lihatlah pada tanggal 5-10 maret 2011
Berdasarkan hasil tersebut, hampir tidak ada tanda elektromagnetisme dari 05-08 Maret. Pada hari Rabu, tanggal 9 Maret HAARP menunjukkan lonjakan besar dalam sinyal frekuensi Magnetometer. Intensitas ini dipertahankan pada tanggal 10 Maret juga. Tanggal 11 Maret hari gempa Jepang dan tsunami, terlihat seperti:
Aktivitas
HAARP dari 9 Maret - 11 Maret sedang dalam kerja berat.
Apakah sebuah gangguan ionosfir tiba-tiba didorong oleh modifikasi dari pemancar radio daya tinggi dan backscatter gelombang radio hasil HAARP dalam gangguan intens magnetosfer bumi?
Reaksi HAARP selalu menimbulkan cahaya atau kabut aneh di langit.
Sebelumnya mari kita lihat kondisi langit di
Cina sewaktu terjadi gempa yang di duga kuat karena HARRP.
Bandingkan dengan kondisi langit di Jepang menjelang Tsunami tiba.
Apa mungkin tsunami jepang di sebabkan oleh
proyek HAARP nya AS ?
Kalaupun itu benar lalu apa motif AS melakukan semua itu ?
Apa ada bukti yang meyakinkan lagi kalau AS terlibat dalam tragedi tsunami jepang ?
Semua pertanyaan itu akan saya bahas lagi pada postingan selanjutnya tapi sebelumnya jangan lupa komen yah ?.
saya hanya tampilkan data yang saya peroleh.
Masalah kebenaranya biar anda sendiri yang menilai.
Pengalaman Sebelumnya
Sebelum tsunami Jepang, Ketika Haiti diguncang gempa bumi berkekuatan 7,0 SR pada 12 Januari 2010 dan menewaskan sekitar 200.000 orang, banyak media massa yang melansir pernyataan Presiden Hugo Chavez kepada surat kabar Spanyol ABC. Dalam berita disebutkan pemimpin Venezuela itu menuduh AS menyebabkan kehancuran di Haiti dengan menguji coba "senjata tektonik". Media massa Venezuela pun melaporkan bahwa gempa bumi ini mungkin terkait dengan projek yang disebut HAARP, sebuah sistem yang dapat menghasilkan perubahan iklim yang tak terduga dan keras.
Pangkalan Angkatan Laut Rusia mengatakan bahwa gempa bumi Haiti bukan mumi bencana alam, melainkan hasil dari uji coba senjata "pemicu gempa". Bahkan, juga diberitakan pada 9 Januari 2010, uji coba yang sama mengakibatkan gempa sebesar 6,5 SR di dekat Kota Eureka, California, AS, tak ada yang tewas dalam insiden ini, namun sejumlah bangunan dilaporkan rusak.
Salah seorang pakar dari Phillips Geophysics Lab yang ambil bagian dalam projek HAARP pernah mengungkapkan adanya riset yang diarahkan untuk menciptakan perangkat-perang-kat pemicu bencana alam. Menurutdia, AS pernah menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi sangat rendah (extremely low frequency, ELF) yang mampu menembus lapisan tanah dan lautan hingga ratusan kilometer di dalam perut bumi. Melalui modifikasi khusus, gelombang itu mampu menggerakkan lempeng tektonik bumi.
Pembuatan senjata semacam ini memang telah diprediksi sebelumnya. Mantan penasihat keamanan Gedung Putih Zbigniew Brzezinski dalam bukunya "Between Two Ages," menulis, "teknologi akan menyediakan teknik untuk melakukan peperangan rahasia yang hanya membutuhkan sedikit pasukan, seperti teknik memodifikasi cuaca yang dapat menimbulkan badai yang berkepanjangan."
Keberadaan senjata jenis ekologi bukanlah fiksi ilmiah. Seorang pakar kesehatan dan lingkungan bernama Dr. Rosalie Bertell mengonfirmasi bahwa militer AS sedang mengerjakan sebuah sistem pengatur cuaca sebagai senjata potensial. Metodenya termasuk mengendalikan badai dan mengatur arah penguapan air di atmosfer bumi untuk menghasilkan banjir di tempat tertentu. Dugaan ini pun diperkuat Marc Fil-terman, mantan pejabat militer Prancis yang mengatakan AS telah memiliki teknologi untuk memanipulasi frekuensi radio untuk melepaskan kondisi cuaca tertentu seperti badai dan topan.
Kontroversi HAARP sebagai senjata telah muncul sejak 1996 lewat sebuah buku Angels Dont Play This HAARP Advances in Tesla Technology yang ditulis Dr. Nick Begich, Jr. dan Jeane Manning. Buku ini merupakan hasil dari proses pencarian kebenaran mereka tentang projek Pentagon yang dibangun secara diam-diam. Projek senilai
30 juta dolar AS ini secara "halus" dinamai HAARP yang dibuat untuk menembakkan lebih dari 1,7 gigawatt daya radiasi ke ionosfer. Secara sederhana, peralatan ini kebalikan dari teleskop radio, hanya mentransmisikan bukan menerima. Ini akan mendidihkan bagian atas atmosfer. Setelah memanasi dan mengganggu ionosfer, radiasi tinggi akan memantul kembali ke bumi dalam bentuk gelombang panjang menembus tubuh kita, tanah, dan lautan.
HAARP adalah sebuah projek bersama antara Angkatan Laut AS, Angkatan Udara AS, DARPA (Defence Advance Research Project Agency), dan Universitas Alaska. Projek ini dimulai pada 1993 dan diproyeksikan selama 20 tahun. Fasilitas ini menempati sisi barat Taman Nasional Wrangell-Saint Elias di Gakona, Alaska. Tujuan resminya untuk mengetahui, menyimulasikan, dan mengontrol proses ionosferik yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan telekomunikasi dan pengintaian.
Seperti ditulis situs resminya, www.haarp.alaska.edu, perangkat utama yang ada di stasiun HAARP adalah Ionospheric Research Instrument (IRI), sebuah pemancar radio dengan daya dan frekuensi tinggi yang dilengkapi sebanyak 180 antena, rangkaian ini menempati areal seluas 13 hektare.
Ketika diaktifkan, sistem pemancar ini mampu mengirimkan total energi hingga 3,6 juta watt, sinyal ini kemudian akan dipancarkan lewat serangkaian antene langsung menuju ketinggian 100 - 350 km pada volume kecil ionosfer yang memiliki ketebalan beberapa ratus meter dan diameter 10 km. Ionosfer adalah lapisan yang mengelilingi atmosfer bumi bagian atas, lapisan bermuatan listrik tempat cuaca dan iklimberproses.
Intensitas gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi yang dipancarkan ke ionosfer ini mencapai 3 mikro-watt/cm persegi. Gangguan kecil akan dihasilkan yang kemudian akan diamati oleh instrumen sains yang terpasang di fasilitas HAARP. Hasil pengamatan ini akan memberi informasi baru untuk memahami proses alamiah ionosfer.
Kita bisa membandingkan eksperimen HAARP dengan proses dinamika alami di ionosfer dalam bentuk kemunculan aurora atau cahaya kutub, namun intensitas energi aurora ratusan hingga ribuan kali lebih kuat dibandingkan dengan HAARP.
Teknologi pengendalian cuaca memang bukan monopoli AS, fasilitas yang sama seperti HAARP juga dimiliki Rusia namanya Sura Ionospheric Heating Facility terletak dekat Vasilsursk. Sementara Eropa memiliki Eiscat (European Incoherent Scatter Scientific Association) yang terletak di Tromso, Norwegia. Bahkan, menurut Dr. Nick Begich, Jr., Malaysia sudah melakukan kontrak dengan perusahaan modifikasi cuaca Rusia untuk menciptakan sebuah badai yang akan diarahkan untuk menghalau asap dan kabut dari kota-kota di Malaysia tanpa merusak kota di bawahnya.